Horas Saribudolok... Horas Hubatta Haganupan.
Menjadi menarik bagi saya membahas antara Gunung SinggaLang dengan kota kecil dibawahnya yakni Saribudolok yang juga menjadi Ibukota Kecamatan yang menaungi beberapa desa disekitarnya. Gunung Singgalang atau yang lazim disebut dengan Dolok Singalang
ini, memiliki ke khas-an tersendiri dibanding dengan gunung-gunung lain
yang saya ketahui. Berawal dari sebuah kata "harmonis" karena perpaduan
dan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari kota Saribudolok, karena gunung ini sendiri menjadi salah satu Icon atau Lambang dari Saribudolok itu sendiri selain Tugu Simpang Empat.Banyak warga dari Saribudolok yang memiliki lahan di sekitar lerengnya, baik untuk pertanian dan juga pemukiman.
Pemukiman terdekat dengan gunung ini adalah Kampung Kasemak yang masih dalam wilayah kenamaan Saribudolok. Dinamakan Kampung Kasemak,
berawal dari wilayah tersebut yang dulunya ditumbuhi oleh pohon Kasmak,
dan beralih fungsi menjadi pemukiman yang kini kerap disebut dengan
Kampung Kasemak.Gunung Singgalang sendiri bisa disebut sebagai tedampak
langsung dari pertumbuhan populasi masyarakat sekitar Sarbudolok,
karena mayoritas dari penduduknya adalah petani. Seperti beberapa
contoh dalam pertanian bahwasannya setiap petani membutuhkan kesuburan
tanah, sehingga banyak dari warga disana sengaja mempermentasikan jenis
pembusukan dedaunan untuk dijadikan pupuk alam. Keberadaan gunung
sendiri juga merupakan filter yang membuat hawa dan udara di Saribudolok begitu bersih dan sejuk.
Pengalama saya dan beberapa teman semasa sekolah di SMU Negeri 1 Saribudolok Kecamatan Silimakuta yang juga berada disekitaran Lereng Gunung Singgalang
adalah ketika mendaki gunung tersebut. Sunguh suatu pengalama yang
tidak tergambarkan, karena suasana hutan belantara yang sungguh
menakjubkan. Terdengar suara kicauan burung dan suara hewan melata dan
hewan-hewan lain yang membuat berdecak kagum di dalam hati dan diselingi
dengan rasa was-was yang begitu mendalam. Berfikir akan adanya hewan
buas, berfikir akan adanya jebakan para pemburu, dan berfikir akan
segala macam hal yang kita sendiri tidak tau akan bagaimana nantinya,
yang penting seru-seruan aja hee.
Setelah lelah mendaki dengan menghabiskan beberapa waktu dalam perjalanan, akhirnya team kami pun tiba di atas atau puncak Gunung Singgalang.
Diatas sana kami menemukan sebuah bangunan kecil yang terbuat dari batu
atau semen, yang bentuknya hanya merupakan suatu 'bak' atau wadah
penampungan dan ukiran tahun atau ketinggian dari gunung tersebut.
Sungguh sangat menakjubkan dapat melihat bentangan luasnya daratan di
sekitar Saribudolok, terlihat juga air di danau toba dan
juga kota di Berastagi dan Kabanjahe, tapi dengan satu syarat yakni
masih harus memanjat pohon sedikitnya 10 meter panjangnya.Kebahagiaan
terpancar saat kita juga berhasil menorehkan tanda yang berupa ukiran
nama pada sebuah pohon diatas sana.Tapi seiring dengan berjalannya
waktu, mungkin nama itu pun juga telah terhapus, tapi setidaknya
kenangan akan Gunung Singalang sangat membekas bagi saya dan teman-teman
lainya.
Akhir kata saya berpesan, jagalah keasrian Gunung Singgalang sebagai penopang kehidupan warga Saribudolok sekitarnya.
Sonai Ma Lobei.. Horas..Horas..Horas...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar